"Orang bisa mati karena patah hati."
-- Alex Garner, the British Psychological Society
WAJAHNYA keruh seperti kali Ciliwung di bulan Desember. Rambutnya
awut-awutan seperti sapu ijuk. Matanya pun sembap sebesar buah duku.
Hampir tak ada lagi yang indah. Padahal sebulan sebelumnya, Rina
begitu cantik. Senyumnya enak dilihat, seperti melihat bunga mawar
di depan rumah. Suaranya pun merdu, seperti tengah berada di Albert
Royal Hall di Inggris.
Rina memang tengah mengalami dismetamorfosis. Bila ulat berubah
menjadi kepompong dan menjelma menjadi kupu-kupu yang cantik, dia
sebaliknya. Dari perempuan yang lemah lembut dan ramah hati, berubah
menjadi buruk rupa dan perangai yang mengerikan. Untung saja, dia
masih mau makan dan minum. Bila tidak, rasanya sulit membedakannya
dengan gagang sapu di rumah.
Wat hepen. Aya naon. Semua karena Rinto. Pria lajang yang tinggal di
dekat kompleks rumahnya. Lelaki tinggi, berambut ikal, dan berhidung
mancung itu memang dahsyat. Wajahnya nyaris setampan Ari Wibowo,
hanya beda tipis. Punya suara yang memukau seperti layaknya Rinto
Harahap, tapi dengan musikalitas Glenn Friedly yang mampu melelehkan
hati wanita di mana pun.
Nah, tanpa sengaja muncul benih cinta antara dua tetangga itu.
Hingga akhirnya, sang pacar memutuskan cintanya. Gara-garanya, Rinto
kecantol wanita lain di kampusnya. Niat Rinto baik sebenarnya. Dia
tidak ingin membagi cintanya. Namun Rina ketiban rugi. Cinta Rinto
diluruhkan semuanya pada perempuan teman kuliahnya.
Rina jelas patah hati. Sebuah keadaan yang konon absurd. Sulit
dijelaskan dengan kata-kata, tapi rasanya sungguh tak enak. Makan
tak nikmat. Mata tak mau diajak terlelap. Inginnya mendengarkan lagu-
lagu melankolis, tapi di satu waktu inginnya segera mati. Hati kita
kan kenyal, nah kok bisa patah. Sungguh absurd bukan? Sekali kena
masalah ini, hidup bisa jadi takkan produktif. Bahkan bisa lebih
fatal akibatnya.
Di dunia ini, sudah tak terhitung orang yang memilih mati ketimbang
bergelut keluar dari rasa sakit hati. Bila dimaklumi memang. Orang
yang tidak berada dalam keadaan ini, boleh jadi menganggap itu
pekerjaan bodoh. Mereka yang terperangkap dalam keadaan ini merasa
tak tahan terhadap derita yang dirasakannya. Tak sedikit yang merasa
tindakannya under control. Prof Alex Garner, anggota the British
Psychological Society mengatakan, "Orang bisa mati karena patah
hati."
Frank Tallis, ahli kejiwaan yang tinggal di London, sebagaimana
dikutip majalah The Psychologist, termasuk yang meminta para ahli
lebih mewaspadai penderita patah hati dan menangani mereka lebih
serius. "Meskipun sudah banyak riset dilakukan untuk menangani
masalah hubungan sosial dan psikoseksual, hanya sedikit yang
melakukan studi lebih dalam soal patah hati," kata Tallis. Dalam
keadaan ekstrem, hubungan percintaan yang naik turun alias tidak
stabil, atau ditolak cintanya bisa membawa orang melakukan tindakan
di luar kendali.
Tapi tak semua patah hati berakhir di liang lahat. Mari kita pergi
ke Australia. Bertemu dengan trio Bee Gees alias Gibbs bersaudara.
Suatu ketika mereka pernah mengalami patah hati yang parah. Mereka
pun bertanya-tanya dalam hati. Pertanyaan mereka malah melahirkan
sebuah melodi yang indah. Lamat-lamat terdengar merdu, hingga
akhirnya terangkailah sebuah lagu dengan judul yang rasanya sudah
menjadi lagu wajib penggemar kelompok musik ini, `How Can You Mend A
Broken Heart?'
Lagu ini semula mereka tawarkan pada Andy Williams, penyanyi
lainnya. Namun belakangan mereka memilih untuk menyanyikannya
sendiri. Hasilnya, album Trafalgar sukses. Bisakah Anda menyembuhkan
rasa patah hati ini? Nah, berawal dari patah hati, mereka malah jadi
kesohor hingga ke belahan dunia lainnya.
Keberhasilan Bee Gees dan pemusik blues dalam menciptakan sebuah
melodi justeru karena adanya patah hati. Kalau mau, banyak
contohnya. Sila dengarkan musik blues. Sayatan gitar, suara yang
parau, dan melodi yang terdengar dari para pengusung musik ini
senantiasa berkisah tentang pedihnya sebuah patah hati. Ada pemeo di
dunia musik: seorang musisi blues takkan bermain musiknya dengan
baik bila dia belum pernah mengalami patah hati. Penghayatan?
Katakanlah begitu. Di negeri sendiri, beberapa lagu D'Masiv,
terutama 'Di Antara kalian' dan 'Cinta Ini Membunuhku' yang kesohor
itu, terinspirasi karena musisinya ditolak cintanya berulang kali.
So, hati-hati bila patah hati. Manusia sejatinya dapat hidup lebih
baik setelah dia mengalami patah hati. Jadi patah hati itu perlu.
Patah hati bila tidak dikelola dengan baik, memang bisa berakibat
fatal. Tentu tidak mudah mengatasinya. Ada banyak cara untuk
mengatasi sakit hati. Intinya, jangan membiarkan rasa sakit hinggap
berlama-lama.
Perbanyaklah kegiatan sosial. Kegiatan yang dapat membantu dan
meringankan beban orang lain. Penelitian membuktikan, bahwa menolong
orang lain mendatangkan perasaan bahagia. Apa saja? Banyak. Menjadi
anggota bakti sosial, panitia keagamaan, atau kegiatan lainnya yang
berguna.
Tekuni kembali hobi lama Anda, carilah kegemaran baru. Pada
kesempatan ini, mungkin Anda masih menutup diri terhadap kemungkinan
berkenalan dengan orang-orang baru. Tidak ada yang terlalu cepat
untuk bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru, meskipun
hubungan Anda dengan kekasih baru berakhir beberapa hari.
Anda dapat juga membaca buku, majalah, atau putarlah film yang dapat
menggugah inspirasi Anda.
Kunjungilah sahabat atau keluarga terdekat bila perasaan kesepian
menghinggap sangat. Lakukan hal-hal yang menyenangkan, bermain tebak-
tebakan, kartu, atau ceritakan hal-hal yang ringan dan lucu.
Sejatinya, cobaan seberat apapun, termasuk patah hati, akan membuat
seseorang menjadi lebih kokoh, kuat dan lebih mengerti akan arti
kehidupan. Anggap saja kegagalan cinta hanya sebuah riak kecil di
lautan. Anggap saja sebagai ajang latihan, karena kita tidak pernah
tahu akan kehidupan yang terjadi di hari esok. Boleh jadi di masa
nanti, cobaan yang datang jauh lebih hebat. Tapi kita sudah siap
menghadapinya. Bila lebih enteng, tentu kita bisa lebih rileks
menghadapinya.
Violeta Parra, musisi asal Chile pernah melontar kata-kata indah
tentang hati yang remuk. "Saat matahari terbenam, tidak perlulah
menangis, sebab air mata yang menggenang akan menghalangi kita
melihat bintang-bintang yang datang kemudian." Hmm, it's so sweet.
Begitu indah. (101108)
Sumber: Hati-Hati Saat Patah Hati oleh Sonny Wibisono, penulis,
tinggal di Jakarta
No comments:
Post a Comment