Wednesday, November 7, 2007

Misteri Pak Hu..

Kawan-kawan Ini adalah cerita menarik karir Hu Jintao, presiden China. Yang ingin maju sebagai calon presiden 2030, bisa baca sepak terjangnya dalam menarik orang
simak ya....?

Hu lahir pada 21 Desember 1942 di Jiangyan, Jiangsu. Sumber lain menyebutkan, Hu lahir di Shanghai dan berasal dari keluarga pedagang teh. Bakat politiknya mulai tercium ketika dia kuliah di Universitas Qinghua bidang Rekayasa Konservasi Air.

Jiang Nanxiang, Rektor Universitas Qinghua, yang memiliki kedekatan dengan Komite Pusat PKC dan pemimpin di Beijing menaruh perhatian kepadanya. Dia sering merekomendasikan mahasiswanya untuk pekerjaan kader di kantor pusat PKC. Hu termasuk yang mendapatkan rekomendasi Jiang Nanxiang.

Hu secara resmi bergabung dengan PKC tahun 1964, setahun sebelum lulus universitas. Pada 1970-an Hu bertemu Song Ping, Sekretaris Pertama Komite PKC Gansu. Dia tak keberatan menjadi mentor Hu dan membuka jalan bagi Hu masuk ke lingkaran elite PKC.

Tahun 1981 Hu bersama Deng Nan (anak perempuan penguasa China saat itu, Deng Xiaoping) dan Hu Depin (anak laki-laki anggota Politbiro PKC, Hu Yaobang) mengikuti pelatihan di Sekolah Partai Pusat di Beijing.

Deng Nan dan Hu Depin terkesan dengan kecerdasan Hu. Karena itu, mereka bercerita tentang Hu kepada orangtua masing-masing. Tertarik dengan cerita si anak, Hu Yaobang mengundang Hu Jintao ke rumah.

Komen: yang bikin gue penasaran, kira-kira apa ya isi cerita si anak ke ortu?

Sejak saat itu karier Hu Jintao di partai melesat. Dua tahun setelah bertemu Hu Yaobang, dia menjabat Sekretaris Pertama Pemuda Komunis Pusat. Tahun 1985 ia ditugaskan ke daerah miskin Guizhou sebagai Sekretaris Komite PKC Guizhou. Di sini dia menunjukkan reputasi sebagai pemimpin yang baik dan mau mengerti masalah rakyat miskin.

Tahun 1988 Hu Jintao ditunjuk sebagai Sekretaris PKC Tibet. Di tempat ini, kepemimpinan Hu diuji. Pada Maret 1988 terjadi demonstrasi besar-besaran di Tibet. Aksi ini ditumpas Hu dengan kekerasan dan pemberlakuan darurat. Tindakan Hu ini kemudian menjadi preseden yang diberlakukan Beijing untuk menghadapi gerakan prodemokrasi di Lapangan Tiananmen.

Kekerasan di Tibet merupakan salah satu catatan merah Hu di mata internasional. Ia dianggap bertanggung jawab atas kematian Lama Panchen (pemimpin spiritual tertinggi kedua di Tibet). Namanya juga disangkutpautkan dengan kasus Tiananmen yang menewaskan ratusan orang pada tahun 1989.

Akan tetapi, sikap keras Hu di Tibet bukan catatan buruk di mata PKC. Buktinya, karier Hu terus melesat. Tahun 2002 dia terpilih sebagai Sekjen PKC dan setahun berikutnya menjabat Presiden China.

Ditilik dari perjalanannya, Hu bukan politisi karbitan yang tiba-tiba muncul dan mencari-cari partai yang bisa ditunggangi untuk mencapai kekuasaan. Dia adalah politisi yang direkrut, dikader, dan dipersiapkan partai untuk menjadi pemimpin.

Terlepas dari catatan merahnya di Tibet, Hu memperlihatkan diri sebagai pemimpin yang memiliki visi. Ketika mulai berkuasa tahun 2002, dia langsung merancang sebuah masyarakat harmonis yang bertujuan mengurangi ketimpangan. Ia mengubah kebijakan "PDB dulu, kesejahteraan kemudian" yang ditempuh para pendahulunya.

Ia berupaya menjauhkan China dari kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dengan segala risiko. Dia mengedepankan pandangan seimbang terhadap pertumbuhan ekonomi dan dampaknya, seperti ketidakadilan sosial dan kerusakan lingkungan.

Hu juga memiliki visi untuk pemberantasan korupsi. Baginya, korupsi menghancurkan legitimasi partai. Itu sebabnya, upaya pemberantasan korupsi di China berjalan kian masif. Hu juga mengedepankan pembenahan moral para pejabat negara. Mereka yang dianggap bermoral rendah langsung disikat.

Dengan segala kekurangan dan kelebihan, Hu menjadi pemimpin China yang disegani. Dia adalah bagian dari penggalan keberhasilan China dalam beberapa tahun terakhir.
Patut dicontoh tidak? kini tergantung dari anda......! Read More......